Nah sekarang semua serba mudah. Kalo mau ngak repot sama sekali, kita tinggal gunakan CMS (Content Management System). Teknologi ini begitu mudahnya, sampai-sampai kita tidak perlu coding sama sekali dalam membangun aplikasi web. Tinggal ekstrak source file-nye ke server, setting sesuai keinginan, dan web sudah bisa digunakan. Fasilitasnya lengkap lagi, mulai dari halaman admin, manage user, manage posting, email, sampai untuk kebutuhan e-commers. Coba aja macam-macam CMS yang free dan open source, seperti : Joomla!, Mambo, Zencart, dll. Cocok untuk anda yang tidak mau pusing dengan syntax atau algoritma.
Tapi jadi masalah kalo CMS dipakai untuk kuliahan(apalagi bidang informatika seperti saya), pastinya dimarahin dosen. Karena kita akan terlalu dimanja, padahal kita juga pasti perlu tahu tentang web engineering. Mulai dari software, hardware, sampai metode pembangunan aplikasi web. Tapi kalo bangun sendiri dari nol akan repot dan tidak maksimal. Untuk itulah ada solusi kita menggunakan framework, framework untuk web engineering. Lho kan sudah ada CMS, ngapain repot? CMS selain alasan terlalu “mudah”, juga karena setiap CMS dibuat dengan spesifikasi tertentu, misalnya untuk keperluan e-commers, blog, portal, forum, dll. Sedangkan kalo kita menggunakan framework, kita akan lebih bebas ber-ekspresi, sesuai keinginan. Menggunakan Framework mengharuskan kita untuk coding, baik dalam bentuk HTML, PHP, Javascript, atau bahkan XML, dll. Tapi jangan khawatir, menggunakan framework pastinya akan lebih praktis dan mudah, bila dibandingkan kita coding sendiri dari nol (tanpa framework). Aplikasi yang dihasilkan juga akan lebih baik, dengan parameter kerapihan arsitektur, reusability, keamanan, kemudahan dipelajari, dan banyak kelebihan lainnya (tergantung framework yang digunakan).
Mungkin ada ratusan jumlah framework yang bertebaran seantero jagad raya ini, dan itu semua pada umumnya gratis. CakePHP, Symfony, PRADO, Zend, WATC, Seagull,dll. Konsep framework ini pastinya menggunakan pendekatan object-oriented programming, yang terkenal itu. Dan mayoritas menggunakan arsitektur Model-View-Controller, kecuali PRADO. Artinya pembangunan aplikasi web kita akan dibagi kedalam tiga concern yang berbeda, Model untuk representasi data, View untuk interaksi dengan end user, sedangkan Controller adalah tempat seluruh proses yang menjadi penghubung Model dengan View. Kalau anda merasa agak sulit, percayalah bahwa ini sebenarnya sangat mudah. PRADO sendiri menggunakan pendekatan arsitektur event-driven, mirip seperti Delphi. Untuk itu saya mengambil sebuah analogi untuk penggunaan framework ini, anda past bisa membandingkan mana lebih mudah menggunakan Delphi atau Pascal? (kedua memiliki dasar syntax yang sama). Sekali lagi, kalau pun saat ini Anda merasa kesulitan, maka saya sarankan untuk tetap percaya bahwa ini sebenarnya mudah. Tinggal masalah waktu saja, sampai Anda mengerti menggunakannya, dan Anda akan merasakan peningkatan produktifitas kerja dalam hal pembangunan aplikasi web (he….sedikit promosi dan maksa….).
OMG! it's a great article, Share Oh!
1 komentar:
memang mudah pakai CMS tapi rentan di-hack apalagi Joomla. Framework lebih kuat goncangan hacker tapi susah, mesti buat dari awal :D
Post a Comment