Showing posts with label sosial politik. Show all posts
Showing posts with label sosial politik. Show all posts

Thursday, June 18, 2009

Teman, Jangan Golput!



Akhir-akhir ini kondisi perpolitikan di Negara kita semakin hot!! Pastinya karena jelang pemilihan presiden 2009 ini. Ada yang merasa Pro Rakyat, ada juga yang maunya Lanjutkan!!, tapi ada juga yang merasa Lebih Cepat Lebih Baik. Bagi saya itu semua hanyalah bahasa-bahasa politik, atau lebih cocoknya marketing politik. Terserah masyarakat, mau termakan rayuan yang mana.

Bahkan lebih dasyatnya lagi, mulai beredarlah berbagai isu dan berita yang menyerang masing-masing pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden. Mulai dari isu yang intelek sampai isu yang sangat tidak jelas dan tidak penting. Mulai dari masalah ekonomi sampai masalah suku dan agama. Semuanya pasti kena dengan black campaign. Bahkan beberapa media sudah dengan terang-terangan menunjukkan dukungannya kepada calon tertentu, dengan menunjukkan sanjungan dan serangannya. Kita sebut saja beberapa merek, seperti MetroTV, Media Indonesia, Tempo, Eramuslim, Republika, GlobalTV, dan masih banyak yang lainnya. Termasuk juga beberapa lembaga survey. Saya rasa itu sah-sah saja, karena memang media akan sangat tergantung dengan dana dan siapa yang ada dibelakang mereka. Saya bingung untuk menunjukkan buktinya, wah… jangan-jangan tulisan saya ini bisa dituntut dipengadilan, karena pencemaran nama baik!! Padahal kalo menurut saya, ada baiknya setiap media atau lembaga survey atao apapun itu, bisa memberikan informasi yang berimbang dan mencerdaskan masyarakat. Biarlah masyarakat yang memilih, tidak usah isunya diarah-arahkan. Memang saya sempat agak heran, kok tidak ada pihak-pihak yang mempermasalahkan ketidaknetralan ini ya? Saya ambil contoh, ada sebuah siaran TV yang membahas tentang keburukan Neoliberalisme, dan fokusnya hanya membahas penerapannya di Negara liberal dan pada pemerintahan saat ini. Padahal Neoliberalisme juga sudah berjalan sejak pak Harto akan lengser, iya kan? ada lagi yang mengupas habis-habisan tentang buruknya dampak dari bisnis keluarga yang diterapkan beberapa penguasa. Atau yang lebih menggelikan, ada lagi acara TV sekitar jam 11an malam, dikemas dengan humor, dan menghadirkan seorang narasumber (pengamat politik sepertinya), dia bilang solusi Negara kita ada 3, salah satunya adalah calon presiden yang memiliki program kemandirian bangsa!!, pasti semua tahu siap capres ini? Ada lagi adegan laporan kampanye capres, tapi yang ditampilkan adegan si-ibu capres yang sedang pidato sambil marah, kasian ibu itu, terlihat sangar, dan saya pun jadi tidak simpatik. Apakah ini karena kelihaian dalam mengemas berita, sehingga muncul nuansa tidak simpatik dari penontonnya?

Ada lagi kelucuan dari lembaga survey. Ternyata banyak lembaga survey yang me-release hasil survey yang berbeda-beda. Baik lembaga yang katanya independent, maupun hasil survey diinternal parpol itu sendiri. Parahnya lagi kadang hasilnya menjadi bahan iklan, atau headline di media-media. Wah, ini pemaksaan atau pembodohan ya? Jadi ingat buku yang pernah saya baca, Berbohong dengan Statistik

Sejujurnya saya bukanlah jurnalis apalagi politikus, dan sangat tidak mengerti tentang seluk beluk dunia jurnalis, marketing politik dan sejenisnya. Tapi secara intuisi masyarakat awam, saya merasakan adanya keanehan. Saya tidak menyoal masalah metode kampanye tiap pasangan calon, atau menyoal ketidaknetralan berbagai pihak tadi. Saya hanya khawatir dengan perbincangan beberapa teman dan masyarakat, yang mulai muak dengan kondisi seperti ini. Setiap orang berebut jadi Capres, tapi dengan cara-cara yang aneh dan tidak mencerdaskan. Lebih anehnya lagi, pas ketiganya bertemu, kok malah saling dukung dan serasa akur? Waduh dibelakang saling sindir, pas ketemu kok malah pada kalem. Kalau masyarakat muak dengan dagelan ini, ujung-ujung nya bisa banyak yang golput.

Kalau golput saat Pileg, mungkin saya bisa maklum, karena beberapa teman saya sudah tidak percaya dengan parpol-parpol dan caleg-caleg yang mereka anggap hanya omong kosong. Tapi kalo harus Golput di Pilpres, adalah satu hal yang mengkhawatirkan bro!

Saran saya, jangan Golput. Karena kebijakan secara langsung ada ditangan presiden. Akan lebih mengena secara langsung, jika disbanding legislative. Terserah anda mau pilih siapa, tapi tolong! Jangan golput. Dan bagi para capres beserta tim kampanye nya, tolong kampanyekan dirimu secara cerdas. Agar masyarakat mudah menilai program-program kalian. Jangan bisanya cuman bikin slogan dan menjelek-jelekkan satu sama lain. Kalau hanya slogan sih gampang, Pro Rakyat!, Lanjutkan!, atau Lebih Cepat Lebih Baik!, tapi bagaimana bentuk kongkritnya? Kenapa tidak bisa tergambarkan saat debat Capres? Kalau itikad untuk mencerdaskan masyarakat akan politk tidak dimulai dari para Capres dan tim kampanye nya, maka jangan salahkan masyarakat, jika nantinya akan makin banyak teman-teman saya yang Golput.
Teman, saya tahu kalian muak, tapi please… jangan golput!!
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Monday, November 19, 2007

Dongeng Telekomunikasi

Padahal saat ini komunikasi adalah salah satu hal penting yang dibutuhkan bangsa kita. Tapi nyatanya kebutuhan itu dimanfaatkan untuk kepentingan pihak-pihak asing. Negara ini masih menjadi sasaran empuk para kapitalis serakah yang ingin berinvestasi dengan keuntungan berlipat-lipat. Faktanya Indonesia masih menjadi negara dengan tarif telekomunikasi termahal, setidaknya untuk tingkat Asia Tenggara.

Lucu juga opini yang beredar. Alkisah, beredarnya isu kepemilikan saham didua raksasan telekomunikai suatu negeri, membuat pihak yang mengawasi per-monopolian bertindak. Cukup matang mungkin penyelidikan yang dilakukan. Sampai-sampai terdengar satu adegan adanya beberapa orang yang disingkirkan karena dinilai tidak netral. Tapi memang bukan itu isu utamanya, jadi bisa saja itu sebagai upaya pengalihan isu.

Masalahnya bangsa ini dipersepsikan telah menjadi bahan mainan dari sebuah perusahaan asing milik tetangga, yang intinya menguasai sektor pertelekomunikasian(komunikasi yang bertele-tele membuat kita kasian).

Satu perusahaan dimiliki dengan hak saham yang pasif, sehingga kebijakan untuk memajukan bisnis ini masih tetap memadai. Satunya lagi perusahaan dengan kepemilikan saham aktif, seharus bisa berinovasi untuk memajukan bisnisnya. Kenyataannya yang satu diberitakan makin untung, yang satu diberitakan santai-santai saja, dengan minim inovasi. Yang dirugikan katanya, adalah rakyat, karena justru tidak mendapatkan persaingan dari dua raksasa ini. Yang ada justru kesan kompromistis, sehingga tarif makin melangit. Benar atau tidak, tidak begitu yakin.

Hakikatnya telekomunikasi, adalah hajat hidup orang banyak. Ini didasarkan pada kebutuhan yang mencakupinya, mulai dari urusan pribadi, masyarakat umum, bisnis, pendidikan bahkan sampai urusan intelegen. Ironisnya, kenapa bukan bangsa sendiri yang menjadi penguasanya. Kini barulah kita sadar, akan pentingnya menjadi tuan dirumah sendiri, atau tamu dirumah orang lain.

Sudah begitu pun, kita masih bisa berandai-andai. Jikalau saja kue (saham) yang diperebutkan itu ternyata terbukti dimonopoli, dan mengharuskan kue itu dibagi-bagi, apakah yang punya negara ini bisa kebagian? Maksudnya rakyat itu sendiri atau lebih nyatanya bisa diambil oleh pemerintah. Masalahnya pemerintah belum tentu punya uang untuk itu, dan lagi-lagi kue ini bisa saja jatuh ketangan asing lagi, Rusia misalnya. Ini dia yang saya maksud lucu (ketawa tapi nangis).

baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Thursday, June 28, 2007

Makin hari makin aneh


banyak terjadi hal yang cukup aneh dan menggelikan akhir-akhir ini. terutama yang saya amati seputar dunia perpolitikan negara kita. sampai-sampai saya lebih suka nonton kartun jadinya, dari pada mengamati secara detil dagelan politik itu.

ada kejadian para nelayan yang sibuk demo turun kejalan demi membebaskan seorang terdakwa kasus korupsi dana nelayan itu sendiri. itu dia kasusnya DKP, yang menjadikan Rokhmin Dahuri sebagai artisnya. aneh karena para nelayan jusrtu berdemo dan menutup jalur pantura, lucunya mereka malah menuntut agar Rokhmin Dahuri dibebaskan(cuma Rokhmin..yang laen nggak). padahal lebih relevan kalo para nelayan itu demo masalah kesulitan bahan bakar, naiknya harga minyak goreng, atau menyangkut kesejahteraan nelayan yang lain. kalo cuma membela terdakwa korupsi. buat apa capek-capek demo, apalagi yang dikorup duit mereka juga.

dua partai besar bertemu. sebetulnya siih ini hal yang biasa, seperti yang dikatakan para pengamat. yang tidak menjadi biasa adalah respon Metro TV, sebagai stasiun berita pertama yang melaporkan kegiatan ini. begitu antusias dan memukau. bahkan sampai masuk menjadi editorial pagi. sewaktu itu belum banyak yang berkomentar, sehingga metro masih memberitakan secara positif, entah mengapa kok malah jadi tidak netral pemberitaannya. pada dimedia lainnya berani-berani saja menayangkan aksi para pengurus ranting salah satu partai tersebut yang kecewa dan menarik dukungannya. ada juga debat antar politikus yang justru meragukan tujuan dari pertemuan yang tidak jelas itu. siswono bilang itu bukan koalisi, tapi panda nababan sepakat itu koalisi, yang lebih lucu yusuf kalla justru mempertanyakan pertemuan itu.??termasuk agung laksono. kenapa juga taufik kemas begitu ngotot dengan opsi puralisme-nya..?

ada lagi ketika kasus lumpur lapindo semakin parah. presiden SBY dengan sigap langsung menuju ke lokasi bencana di porong. hasilnya justru membawa sikap pesimis bagi masyarakat. kepercayaan terhadap presiden justru makin menurun, karena memang kurang ada hasil nyatanya. kendati presiden sangat berkomitmen untuk menyelesaikan ini, tapi apalah daya jika tidak sinkron dengan menterinya. percuma memang(kelihatannya) presiden membuat berbagai peraturan, kalau menterinya malah santai-santai(seperti tidak ada beban). lihat saja berapa triliunan kekayaan Abu Rizal Bakrie(menko kesra) yang dipublish media, padahal masih banyak yang tidak 'kesejahteraan rakyat'. atau perlu ada reshufle lagi ?

Abu Dujana sih sudah tertangkap. dan memang masih status tersangka. tapi malah jadi persoalan besar, ketika banyak pihak justru menolak cara-cara yang digunakan densus 88 dalam mengungkap terorisme. sampai pada tuntutan pembubaran densus. Pak Sis sebagai Kadiv.Humas rajin juga menjawab semua isu yang menerpa polri tersebut. dan memang perlu kita ketahui juga, bahwa citra polisi saat ini lebih sebagai angkatan bersenjata, bukan polisinya rakyat, menumpas teror dengan teror.

masih banyak, dan saking banyaknya, sampai malas juga jadinya.
semua itu datang bertubi-tubi, sepertinya sengaja menghilangkan realita kehidupan yang saat ini kita hadapi; penderitaan warga porong, harga minyak goreng naik, listrik mati idup, susah nyari kerja, petani gagal panen, gempa, apa lagi...apa lagi yang sengaja dilupakan, hanya karena manuper-manuper politik yang 'makin' seru..!!??
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Saturday, April 07, 2007

Demokrasi Kepentingan



Proses demokrasi di Indonesia sepertinya masih jauh dari kamapanan. Demokrasi yang diyakini mampu membawa ruang lebih bagi kemakmuran rakyatnya justru malah menjerat kehidupan rakyat itu sendiri. Tata pemerintahan yang ada memang sudah menjadi hewan peliharaan para penguasa. Mereka bisa dengan bebasnya melakukan manuver-manuver politik, yang hanya menguntungkan diri sendiri dan malah merugikan masyarakat. Keberadaan politikus benar-benar telah mempolitisasi seluruh aspek kepentingan publik untuk kemajuan kendaraan politiknya saja. Padahal berbagai perangkat demokrasi yang ada seharusnya bisa berkolaborasi untuk kemajuan bangsa. Minimal konsisten untuk tetap berperan sebagai pemerintah, legislatif atau penegak hukum.

Dampak negatif dan nyata mulai timbul, salah satunya adalah melemahnya kepercayaan publik terhadap pemerintah. Dan itu bisa berarti melemah pula stabilitas negara kesatuan ini. Karena pada dasarnya negara ini dibangun atas dasar demokrasi, yang seharusnya mampu dimanfaatkan untuk kemajuan rakyat. Bangsa kita terlalu banyak menyimpan stok politikus-politikus, apalagi politikus yang busuk. Kerja mereka sehari-harinya hanya untuk berbicara masalah kenaikan gaji, laptop, uang transport, kepentingan partai, pertarungan antar lawan politik, saling tuding kesalahan, membuat partai baru, atau apalah itu namanya. Lalu apa gunanya bagi rakyat? Kita seakan hanya bisa duduk manis dan menyaksikan segala macam dinamisasi demokrasi bangsa ini, tanpa pernah tahu kapan bangsa ini bisa menjadi baik. Kapan tetangga kita yang miskin bisa makan enak, kapan harga beras menjadi murah, kapan BBM bisa turun, kapan pendidikan bisa gratis, kapan kesehatan kita bisa terjamin. Hal-hal itulah yang akan terbayangkan dibenak masyarakat, karena tidak mungkin masyarakat memikirkan penyelesaian masalah ataupun masalah politik, itu adalah tugas pemimpin bangsa ini. Janji tidak hanya dilontarkan saat berkampanye, bahkan sekarang pun masih sering janji-janji itu disuarakan. Mungkin untuk mengangkat image para politisi dan petinggi negeri ini.

Demokrasi seharusnya bisa menjadi sarana bagi kita untuk mengatur kehidupan bangsa ini. Bukan malah menghancurkan bangsa ini. Kita butuh lebih banyak negarawan yang mampu berbuat untuk kepentingan negaranya. Bukan politikus yang berfikir untuk kepentingan politiknya. Secara nyata bisa kita lihat dari berapa banyak elemen pemerintah yang mau berjuang dan berkorban demi rakyat? Apakah seperti yang terjadi di Bulog saat ini ? Peran maksimal dari pemerintah pun sebenarnya bisa membuat bangsa ini menjadi lebih mandiri, serta terlepas dari intervensi pihak asing. Pemerintah yang ada tidak semestinya hanya berkutat pada permasalahan pengusaha (kapital) tanpa menghitung apa manfaatnya untuk masyarakat. Legislatif yang bertindak sebagai corong dari masyarakat, hanya menjadi kandang bagi kepentingan politik parpol, lalu mau dibawa kemana kepentingan rakyat ? Suara-suara yang dilontarkan bukan suara kebenaran tapi malah kepentingan. Bangsa ini harus menyadari bahwa perlu ada perbaikan menyeluruh terhadap pola pikir dan sistem kerja manusia dewan. Sehingga mereka akan lebih mengutamakan perut rakyat dari pada uang pulsa, atau bahkan laptop. Namun yang lebih ironis lagi ada tidak adanya kekuatan hukum yang bisa bekerja powerfull. Yang mampu menyikat habis segala karat-karat demokrasi yang disebabkan penjahat politik. Penegak hukum kini bisa dengan enaknya berkoar tentang kebenaran, walaupun itu hanya berlaku pada maling-maling ayam. Untuk maling triliunan, nanti dulu, ada berbagai macam proses hukum yang harus dilalui tentunya dengan prinsip praduga tidak bersalah. Hukum dapat dibeli, apalagi penegak hukumnya, pasti dapat dikebiri. Bahkan aturan perundangan pun bisa dibuat sesuai kehendak penguasa atau pengusaha.

Kalau sudah seperti ini akan sangat sulit jika kita berbicara siapa yang pantas memimpin negeri ini. Karena siapa pun yang jadi pemimpin pasti keadaannya akan berulang, mulai dari Soekarno sampai Susilo. Mereka bukanlah orang-orang yang bodoh dan tidak berpendidikan, sehingga tidak mampu mengatasi masalah ekonomi, sosial politik, kesejahteraan dan keamanan negara. Justru orang-orang disekeliling mereka adalah para ahli nomor wahid di negeri ini. Tapi ini masalah niat baik dan moralitas, niat mereka tidak untuk membangun bangsa, tapi untuk membangun kepentingan politiknya. Sampai kapan pun demokrasi seperti ini hanya akan menjadi sistem sampah, yang dikelola oleh orang-orang sampah dan hanya menghasilkan sampah bagi rakyat.

Perlu adanya kesadaran untuk mengembalikan hakikat sebenarnya dari demokrasi ini, yaitu kembali pada rakyat. Dengan berbagai modifikasi yang dilakukan tanpa mengurangi tujuan mendasar untuk kesejahteraan rakyat. Mengembalikan peran dari masing-masing lembaga eksekutif., legislatif dan yudikatif pada rel yang benar. Lalu didukung oleh para pemimpin negeri yang senantiasa memikirkan kemajuan bersama bagi rakyatnya. Semakin hari rakyat sudah jauh dari harapan itu, dan bahkan kini tinggal mimpi. Mungkin sebentar lagi harapan itu tidak akan pernah ada karena telah terbang tertiup angin seiring dengan kehancuran negeri ini. Tapi kita harus tetap berharap dan berusaha agar tetap dalam berkat dan rahmat Allah yang Maha Kuasa dan keinginan yang luhur untuk memperbaikin kehidupan kita (seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945).
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Monday, March 19, 2007

Perkembangan Teknologi vs Regulasi ICT

Perkembangan teknologi secara global saat ini sangat pesat. Namun sayangnya indonesia tidak sepenuhnya bisa mengikuti perkembangan itu. Selain karena faktor keilmuan yang masih minim, ada juga masalah dukungan pemerintah lewat aturan hukum yang tidak seiring sejalan dengan teknologi itu sendiri. Sehingga penerapan teknologi mutakhir di Indonesia sering tidak up to date.

Dari pengertiannya regulasi itu sendiri, ternyata masih banyak pihak yang berselisih. Yang sering dilakukan oleh pemerintah adalah menjadikan regulasi berisi larangan-larangan yang seharusnya dilakukan setiap pelaku IT. Padahal dari pandangan praktisi dan dunia industri, regulasi seharusnya mengatur, bukan sekedar melarang, bagaimana penerapan teknologi dilakukan. Sedangkan masyarakat umum, justru menjerit karena ternyata regulasi yang ada seharusnya berorientasi untuk memperjelas kontribusi penerapan teknologi bagi kesejahteraan masyarakat. Lalu bagaimana sebetulnya pengertian dari regulasi itu sendiri ?

Dampak dari ketidakjelasan ini salah satunya adalah, permainan kepentingan pihak tertentu. Kalau dari sudut pandang dunia industri pengaturan yang diharapkan pasti menyangkut cakupan bisnis mereka. Termasuk bagaimana persaingan dengan provider lainnya, dan bagaimana keuntungan bisa mereka peroleh. Masyarakat tentunya menginginkan adanya kejelasan nasib mereka jika teknologi diterapkan. Misalnya saja bagaimana pemerintah masih setengah hati untuk menerapkan teknologi Voip, karena alasan berpengaruh negatif bagi industri telekomunikasi yang lain. Padahal masalahnya ada pada biaya yang murah, Voip jelas memiliki biaya lebih murah dibanding telepon yang umum digunakan saat ini. Seharusnya regulasi yang dibuat bisa mengatur penerapan teknologi Voip bagi telepon murah, agar masyarakat kelas bawah juga bisa menikmati teknologi.

Regulasi ICT tenyata tidak semudah yang kita bayangkan. Banyak hal yang akan berkaitan disana. Sampai dimana batasan ICT itu sendiri, masih sangat luas. Kalau dulu kita bisa saja mengartikan pertukaran suara (voice), lewat media tembaga. Tapi sekarang sudah semakin canggih. Tidak hanya suara, tapi disana juga ada data, yang bisa berarti image, document, music & video, dan banyak layanan lainnya. Dan tidak hanya itu, medianya pun sudah berkembang menggunakan frekuensi. Bahkan teknologi ini bisa saja terintegrasi melalui jaringan, perangkat lunak, phone, dan perangkat elektronik lainnya. Sehingga pertanyaannya adalah bagian mana dari teknologi ini yang harus diatur dan bagaimana cara mengaturnya ?

Perkembangan teknologi justru bisa terhambat karena tidak adanya regulasi. Dan ini sudah kita rasakan ketika pembahasan RUU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) yang dilakukan pemerintah dan DPR semakin berlarut-larut. Padahal RUU ITE itu sangat penting keberadaannya untuk mengatur transaksi elektronik yang sering kita lakukan di Internet. Akibatnya Indonesia masih tidak bisa mengakses e-commerce untuk transaksi dunia, atau dengan kata lain kita belum bisa beli barang lewat internet.

Kondisinya saat ini, pemerintah selalu terlambat dalam melihat perkembangan teknologi. Dan memiliki respon yang lambat untuk bisa membuat regulasinya. Alasan SDM selalu menjadi kambing hitam permasalahan, walaupun saat ini pembahasan regulasi terkadang telah melibatkan masyarakat IT. Tapi tetap saja dengan pengetahuan yang minim dari SDM pemerintah tentang teknologi, ditambah lagi pembahasan yang dilakukan selalu berlarut-larut. Belum lagi para regulator terkesan mempolitisir aturan-aturan yang ada, demi kepentingan politik atau bisnis.

Sekarang tinggal itikad baik dan komitmen dari semua pihak (termasuk pemerintah) untuk mendukung perkembangan IT di tanah air. Tidak dilakukan setengah hati seperti halnya yang dilakukan pemerintah untuk IGOS(Indonesia Go Open Source). Karena dengan begitu para pengembang teknologi pun akan melakukan riset dan penengembangan dengan sepenuh hati. Tentunya demi kemajuan bangsa, bukan pengusaha.
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Monday, February 19, 2007

Mencermati RUU Informasi dan Transaksi Elektronik

Sebenarnya pembahasan RUU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) telah berlangsung sejak tahun 1999. Sampai saat ini walaupun RUU ini telah diserahkan dari pemerintah ke DPR, namun pembahasannya masih belum rampung juga. Bahkan saat ini pembahasan RUU juga melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, praktisi IT, akademisi, pakar hukum dan masyarakat umum lainnya. Hal tersebut dilakukan pemerintah dalam upaya untuk mengakomodir kepentingan pihak-pihak yang nantinya akan berinteraksi langsung dengan aturan ini.

Kemunculan RUU ini dilatarbelakangi oleh kondisi negara kita yang belum memiliki aturan yang jelas seputar Cyber Law. Hal ini berdampak buruk bagi citra Indonesia di komunitas Internet dunia. Indonesia bahkan tercatat sebagai negara yang subur dengan tindak kejahatan elektronik, misalnya pencurian kartu kredit atau melalui e-commerce. Bahkan Uni Eropa merekomendasikan untuk tidak melakukan transaksi elektronik dengan negara yang belum memiliki aturan perundangan yang jelas tentang teknologi informasi. Indonesia juga berpotensi mendapatkan sanksi pemblokiran jalur routing Internet dari komunitas global, jika tidak segera memiliki UU dibidang teknologi informasi (sumber: detikinet.com).

Dari draft rancangan undang-undang yang ada terdapat beberapa ketentuan penting yang perlu kita cermati, diantaranya :

  1. UU ini berlaku bagi siapapun (baik dalam maupun luar negeri), yang memberikan dampak hukum di Indonesia.

  2. Dokumen elektronik berlaku sebagai bukti yang sah secara hukum, selain dokumen cetak.

  3. Terdapat lembaga (bisa berupa pemerintah atau masyarakat) sertifikasi keandalan terhadap pelaku usaha dan produk yang ditawarkan secara elektronik.

  4. Pembahasan seputar tanda tangan elektronik (digital signature), sebagai bukti hukum autentifikasi data elektronik.

  5. Dibuatnya jasa penyelenggara sertifikasi elektronik untuk tanda tangan elektronik, diman penyelenggara diatur dalam Peraturan Pemerintah.

  6. Persyaratan minimum dari penyelenggaraan sistem elektronik.

  7. Pengaturan transaksi elektronik baik untuk privat maupun publik

  8. Mengatur nama domain, Hak Kekayaan Intelektual, dan perlindungan hak pribadi.

  9. Perbuatan yang dilarang seperti pornografi dan pornoaksi, tindak kekerasan melalui komputer atau sistem elektronik, mengakses komputer atau sistem elektronik tanpa hak, menyebabkan gangguan terhadap komputer atau sistem elektronik, penyebaran informasi pribadi (mis. password), dan lainnya.

  10. penyelesaian sengketa dari permasalahan teknologi informasi.

  11. Peran Pemerintah dan Masyarakat.

  12. Aturan penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan

  13. Serta ketentuan pidana terhadap pelanggaran undang-undang ini.

Semua aturan tersebut terangkum dalam rancangan undang-undang sebanyak 13 Bab dan 49 pasal. Dengan data terakhir rancangan sampai dengan tahun 2005.

Dari beberapa point pembahasan diatas masih banyak yang menjadi kontroversi dikalangan praktisi, akademisi dan pakar IT. Antara lain seperti yang diungkapkan oleh Onno W. Purbo dan Rapin Mudiarjo (ICT Watch), salah satu pakar yang terlibat dalam pembuatan RUU ini, bahwa RUU tidak mejelaskan secara langsung mekanisme hukum yang dapat menjerat pencurian kartu kredit. Bahkan dengan draft yang ada justru membuat Carder (pencuri kartu kredit) sulit ditangkap. Selain itu juga permasalahan penerapan digital signature yang sangat penting untuk mendukung e-commerce. Penyelesaian sengketa terhadap tindakan hukum atau kerugian juga menjadi konsentrasi dari rancangan ini. RUU tersebut juga memposisikan lembaga pemerintah memiliki kewenangan dalam penyelidikan kasus, padahal kemampuan SDM-nya masih minim teknologi. Teknis pembentukan lembaga sertifikasi elektronik dan sertifikasi keandalan juga masih belum jelas mau seperti apa. Kekhawatiran juga muncul dari berbagai pihak bahwa RUU ITE ini akan lama rampung dalam pembahasan DPR, terkait masalah kompetensi dan kepentingan politik.

Yang jelas keberadaan undang-undang ini nantinya akan sangat dibutuhkan untuk mewujudkan penerapan teknologi informasi yang menunjang bagi aktifitas perdagangan dan ekonomi, efektivitas dan efisiensi layanan publik, dan pengembangan teknologi informasi. Dengan adanya UU ini citra Indonesia dimata Internasional pun diharapkan akan membaik, dan dapat mengurangi tindak kejahatan elektronik. Namun tentunya kita (kalangan akademisi) dan pelaku IT lainnya juga harus mencermati lebih jauh substansi dari RUU ini, agar tidak ada yang merasa dirugikan. Semua pihak saat ini mendesak agar RUU ITE ini segera disahkan, kecuali para penjahat cyber, pihak yang dirugikan dengan keberadaan aturan ini.


baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Monday, January 08, 2007

Wajah Transportasi Indonesia

Mesin Penjemput Maut.

Wajah dunia transportasi indonesia masih terus buruk sampai saat ini. Kecelakaan datang silih berganti seperti menjadi suatu hal yang lumrah. Sampai muncul sebuah pembenaran dari penyedia jasa transporatasi, bahwa ini adalah kuasa Tuhan, sudah takdirnya. Tapi benarkah semudah itu ?

Kenyataan yang terjadi saat ini memang masyarakat sangat tergiur dengan adanya tarif murah transportasi. Dan memang inilah pasar utama dari bisnis transportasi di Indonesia. Lihat saja betapa membludaknya pengguna jasa Bus dan Kereta api (terutama kelas ekonomi) dibanding jasa lainnya. Maka wajar ketika ada akses yang lebih cepat, dengan pesawat dan lebih murah pula, masyarakat langsung merespon. Tetap saja dengan harapan dan tujuan untuk sampai ditempat tujuan dengan selamat.

Peluang yang ada itulah yang membuat para operator jasa transportasi untuk berlomba-lomba pasang tarif murah. Murah tapi cepat, mungkin?. Demi tarif yang murah itu, kenyamanan dan keselamatan penumpang diabaikan. Para operator diindikasikan (pemberitaan media) mengorbankan biaya maintenance armadanya, demi menekan pengeluaran operasional. Pengecekan pun dilakukan seadanya dan seperlunya, bahkan kelaikan armadanya pun diragukan. Banyak armada pesawat terbang yang memang sudah tua, ditambah lagi onderdilnya yang sudah rusak dan tidak diganti.

Penumpang sebagai konsumen memiliki hak penuh atas keselamatan dirinya sampai dengan tempat tujuan. Hal ini seperti yang bisa kita lihat pada UU no.8 tahun 1999, tentang perlindungan konsumen. Dalam UU ini penumpang berhak untuk mendapatkan keselamatan dan berhak pula untuk melakukan gugatan bila dirugikan. Secara langsung jelas pihak Adam Air, KM.Senopati, KM.Bunga Anggrek dan lainnya, telah melakukan pelanggaran fatal, yaitu mengorbankan nyawa penumpangnya. Dan ini sebenarnya tidak hanya terjadi saat ini, tapi sering. Pesawat, Kereta api, Bus, Kapal, dll, semuanya telah menjadi mesin kematian bagi masyarakat kita.

Kita tidak berbicara tentang keberadaan Tuhan, yang kita bicarakan adalah keseriusan manusianya. Memang maut bisa datang kapan saja, tapi bukan berarti kita bisa seenaknya (mencari mati). Pemerintah seharusnya bisa bersikap lebih tegas lagi terhadap permasalahan ini. Tidak sekedar lip service (yang saat ini terjadi dibeberapa media) yang mengatakan sistem kita sudah mulai baik, seperti yang dikatakan Hatta Rajasa. Kebobrokan operator jangan ditutup-tutupi, dan operator pun harus meningkatkan pelayanannya bukan sekedar benefit. Kita sebagai konsumen harus mampu bersikap selektif dalam menggunakan jasa transportasi yang ada, minimal mampu untuk melakukan protes ketika kita memang dirugikan. Sistem yang berjalan dengan baik perlu kita contoh seperti keseriusan negara-negara tetangga kita seperti malaysia, singapur, australia dalam menangani masalah transportasi. Jika kita bandingkan dengan kondisi dinegara kita, sangat miris sekali ketika penanganan bencana/kecelakaan masih sangat miskin dan lambat. Bahkan bangkainya pun sulit kita temukan.



baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Saturday, November 18, 2006

Aksi dan Artis Jalanan

Melihat kondisi pergerakan mahasiswa saat ini, maka kita akan melihat satu 'trend' yang menarik. aksi yang digalang oleh kelompok-kelompok mahasiswa cenderung berlomba-lomba untuk mencuri hati media. tentunnya dengan berbagai macam kreatifitas dan bentuk aksi yang berbeda pula. sedangkan media sebagai sarana penyambung informasi pun tidak kalah ketatnya dalam memilih berita yang memang menjual bagi mereka (selain harus sesuai dengan kepentingan media itu sendiri). buntutnya aksi diadakan terkadang tanpa mengutamakan tuntutan, hanya bersifat informatif, itu sudah bisa dianggap cukup.



parahnya kondisi 'masuk' media seperti sebuah rutinitas yang harus dijalani, jika kita selesai melakukan aksi. kita akan lihat aspek manfaat atau positif dari kondisi ini. memang tujuan dari aksi/demonstrasi yang dilakukan salah satunya adalah untuk menyampaikan informasi kepada publik terhadap permasalahan yang ada. bisa sebagai bentuk pendidikan kepada publik, pencitraan masyarakat terhadap suatu masalah ataupun mendapatkan dukungan publik. tidak ada salahnya untuk hal-hal tersebut, karena memang penyelesaian sebuah isu kadang memerlukan hal itu. sehingga peran media dirasa penting untuk memuluskan salah satu tujuan tersebut.

disisi lain, ada juga yang masih menganggap aksi sebagai ajang menunjukkan diri, alias 'sok aksi'. kalau kita bahas ini, maka ini adalah masalah eksistensi kelompok atau perorangan. kalau sudah begini, hal yang paling diutamakan adalah bagaimana cara kita bisa 'muncul' dimedia. masalah pemberitaan, sebenarnya tidak perlu adanya analisa yang tajam. untuk beberapa kasus kita mungkin bisa menganggap ini satu hal yang wajar. tapi kalau keseringan, maka yang muncul justru 'artis-artis' aksi, atau lebih mirip seperti artis orgen tunggal dikondangan.

media memang sangat efektif untuk membangun opini publik terhadap suatu permasalahn, baik ditingkat lokal daerah maupun skala nasional. sehingga berita atau informasi yang masuk, akan lebih cepat diterima masyarakat, walaupun itu sebuah kesalahan. apalagi jika pemberitaan mampu dikemas dengan menarik. makanya kita bisa melihat banyak kreatifitas yang dilakukan para demonstran untuk membuat aksi mereka makin menarik, terkesan dramatis, heroik, berani, lucu atau apalah bentuknya. mulai dari lempar telur busuk, teatrikal, konvoi, bakar ban, atau sekedar koar-koar dijalan. bahkan tidak segan-segan untuk berbuat anarkis, karena makin anarkis pasti akan makin menarik beritanya (apalagi kalau sampai ada korban). memang untuk mencapai tujuan (dari aspirasi/tuntutan yang disampaikan) butuh pengorbanan, tapi sayang khan kalau hanya sekedar jadi artis jalanan. bisa mati konyol kita.

tuntutan yang dilakukan, aspirasi yang disampaikan, harus juga dibarengi dengan kreatifitas menyampaikan informasi. agar aksi tidak terkesan monoton dan masyarakat pun mudah mencerna apa maksud dari aksi kita. namun harus tetap menahan diri, jangan berlebihan. karena hal ini dapat membuat isu/tuntutan yang kita bawa menjadi tidak jelas. bahkan bisa saja makin memperkeruh suasana, kecuali kalau itu yang memang kita inginkan. so, sampaikanlah aspirasi atau tuntutan kita dengan sehat, sehat buat kita sehat juga buat yang dengar, masalah masuk media atau tidak jangan selalu dijadikan hal yang utama.

baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Friday, November 17, 2006

Mengapa kedatangan Bush harus ditolak ??

Gelombang penolakan terhadap rencana kedatangan Presiden George W Bush ke Indonesia sepertinya sudah menjadi suatu keharusan. Mayoritas kelompok masyarakat menolak kunjungan tersebut (dan memang belum ada kelompok yang menyatakan penerimaannya), tentunya dengan berbagai macam alasan. Namun dibalik itu semua, pembenaran seperti apa yang semestinya kita ketahui tentang permasalahan ini, akan coba dijelaskan disini.

Kita akan mulai dari proses kedatangan Bush kali ini. Pertemuan yang rencananya akan diadakan di istana Bogor itu, merupakan kunjungan atas permintaan pemerintahan AS sendiri. Dan pemerintah RI selaku tuan rumah berusaha untuk menyambut tamunya, sesuai


dengan standar protokoler tamu negara yang berlaku dan dengan kesepakatan kedua negara. Hal ini dipermasalahkan karena sikap berlebihan pemerintah RI pada persiapan menyambut tamunya itu, sampai tersiar kabar menghabiskan dana sekitar 6 miliar rupiah (hanya untuk pengamanan dan pembangunan heli pad). Belum lagi penjagaan yang begitu ketat (sampai terbagi dalam 5 ring keamanan dengan radius lebih dari 2 km), akses komunikasi publik yang diputus, jalan yang ditutup, sekolah diliburkan, sampai pengerahan keamanan khusus dari US sendiri. Kondisi ini sangat kontras jika dibandingkan dengan kunjungan yang pernah dilakukan SBY ke USA beberapa waktu lalu, yang tidak mendapatkan perlakuan se-istimewa ini. Dan stigma negatif dari USA juga muncul, terutama kekhawatiran yang menganggap akan adanya bahaya teroris di Indonesia. Beberapa kalangan menganggap ini sebagai penghinaan dari negara adikuasa yang suka menebarkan peperangan dengan negara lain.



Tapi masalah penyambutan tidaklah begitu penting bila dibandingkan dengan kedudukan USA dimata dunia. Dimulai dengan munculnya gerakan anti-Amerika, semenjak kebijakan luar negeri Bush untuk membasmi teroris dimuka dunia ini. Karena justru kita bisa melihat sendiri siapa teroris yang sebenarnya. Sikap ini telah menimbulkan berbagai pandang negatif bagi umat muslim, dan Indonesia adalah salah satu negara dengan mayoritas muslim. Walaupun sebenarnya tuduhan teroris yang diberikan Bush lebih mengena kepada negara-negara yang tidak sejalan dengan keinginan Amerika. Banyak yang sudah jadi korban atau menunggu giliran, diantaranya Afganistan, Irak, Iran, Suriah, Korea Utara, Venezuela, Malaysia, Indonesia, Pakistan, dan banyak lagi. Bentuk Agresi yang dilakukan pun bermacam-macam, mulai dari peperangan sampai dengan embargo, tentunya dibantu oleh para sekutunya yang juga mencari keuntungan dari situasi ini. Maka wajar saja banyak negara yang menyatakan sikap anti-amerika, termasuk Indonesia. Alhasil dengan kebijakan perang melawan teroris seperti ini Bush telah berhasil menewaskan lebih dari 650 ribu warga sipil Irak (belum termasuk korban dari tentara Bush dan sekutunya) dalam waktu 3 tahun, sampai Hugo Chaves mengutuk Bush sebagai iblis penjahat perang. Amerika dibawah kepemimpinan Bush juga dikenal dengan standar ganda-nya, terhadap permasalahan dunia yang melibatkan kepentingan Amerika dan sekutunya. Termasuk ekspansi sayap kapitalis Amerika, yang dilakukan Bush kepada negara berkembang. Isu senjata pemusnah massal juga salah satu dongeng siang yang selalu Amerika lagukan, seperti yang dialami Afganistan, Libya, Irak, Iran, Korut dan lainnya, tentu saja ada makna lain dibalik dongeng itu.

Masih banyak pertimbangan lainnya tentang sejauh mana kebencian rakyat dunia kepada Bush. Namun satu lagi yang bisa menjadi catatan bagi kita sebagai alasan penolakan kedatangan Bush, yaitu situasi politik dalam negeri Amerika sendiri. Kepercayaan publik Amerika terhadap Bush tidak jauh berbeda dengan pandangan rakyat dunia. Image Bush sudah teramat buruk, baik karena kebijakan perangnya yang mengabaikan faktor perekonomian dalam negeri, sampai mengakibatkan defisit anggaran . Jadilah Bush sebagai presiden yang maniak perang dimata rakyatnya. Kondisi ini diperburuk lagi dengan kekalahan telak republik dari demokrat untuk pemilu legislatif AS, menambah kuat kesan penolakan warga Amerika terhadap keberadaaan Bush sebagai pemimpin republik. Maka apapun agenda kedatangan Bush nantinya ke Indonesia, tidak akan terlalu penting untuk membahas hubungannya dengan kebijakan Bush. Karena sebentar lagi Bush (atau republik) tidak menjadi penguasa di AS. Lalu buat apa kunjungan tersebut, maka tersiar kabar ini merupakan upaya untuk memperbaiki citra Bush kembali dimata negara lain (seperti Indonesia). Dan menurut Menlu Hasan Wirayuda, agenda pembahasannya pun adalah masalah pendidikan dan kesehatan. Sekali lagi kita harus cermati betul siapa Bush saat ini, tidak lebih dari sosok presiden ambisius yang kecewa karena partainya kalah telak, bahkan menteri pertahanannya pun telah mengundurkan diri.

Ini hanyalah sepenggal persepsi masyarakat nasional dan internasional yang coba dirangkum untuk menggambarkan sosok Bush, presiden yang dibenci rakyat dunia, teroris yang tiriak teroris, vampire penghidap sumber daya negara berkembang. Penolakkan terhadap kedatangan Bush ke Bogor tanggal 20 nanti, dapat menaikkan opini internasional terhadap kekeliruan yang dilakukan Bush tentang teroris. Dan membuktikan bahwa negara seperti Indonesia pun (yang kekuatan ekonomi dan militernya biasa saja) mampu menunjukkan ketidaksenangannya terhadap Bush, pemimpin negara adikuasa. Seperti yang dikatakan tokoh politik Hasyim Muzadi dan ketua MPR RI, bahwa kita juga harus mampu bertindak cerdas dan berkualitas terhadap kunjungan Bush ke Indonesia, dengan tidak berbuat anarkis. Kalau hanya unjuk rasa, itu masih wajar, karena merupakan hak setiap orang untuk mengapresiasikan pendapatnya dimuka publik.
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Sunday, October 01, 2006

Biar puasa, aksi tetap semangat

Walaupun ini bulan puasa, tapi bukan berarti semangat kita pada loyo. apalagi untuk terus menyuarakan kebenaran. makanya para mahasiswa di aliansi BEM Bandung Raya masih tetap semangat untuk turun aksi menolak kehadiran Beras impor, yang masuk tanggal 1 oktober ini. aksinya juga unik, yaitu konvoi motor. mulai dari gegerkalong, arah UPI, lewat cihampelas, sampai BIP, dan berakhir di RII bandung.

isu yang diangkat, adalah menolak kebaradaan beras impor, serta impor beras. salah satu yang ditekankan adalah dengan tidak membeli beras impor yang ada dipasaran. karena selain akan merugikan petani lokal, kualitas beras impor pun belum tentu baik. makanya bila kita makan beras impor, pasti rasanya akan tidak enak dan keras. sedangkan kalau kita makan nasi lokal, dijamin pulen, empuk, enak dan lezat serta bergizi.

inti dari aksi hari ini adalah sounding media, makanya diakhiri dengan aksi menduduki RRI. setelah siaran di RRI, saya dan rekan-rekan mahasiswa lainnya membubarkan diri dengan tertib. harapannya siaran kami tersenut bisa diteruskan ke media nasional dan daerah lainnya.
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Friday, September 29, 2006

Impor Beras Impor

Sebenarnya kebijakan pemerintah untuk impor beras sudah sering terjadi. dan alasannya pun beragam, malah cenderung dibuat-buat. beberapa alasan yang diutarakan adalah karena adanya kondisi stock beras di bulog yang minim, atau dibawah batas normal. adapula indikasi kenaikan harga beras dipasaran yang harus segera dinormalnya, salah satunya dengan mengimpor beras. atau alasan lainnya, yang mengatakan sebagai antisipasi terhadap inflasi yang akan terjadi.

tapi semua alasan tersebut sebetulnya bukanlah suatu kepastian, dan bahkan bisa saja tidak terjadi. tapi satu hal yang pasti, rakyat kecil dalam hal ini para petani, pasti akan mendapatkan kerugian. lihat saja kondisi ketika beras impor itu belum masuk ke indonesia, harga beras di pasaran sudah tidak stabil. harga jual dipasaran dibawah harga produksi beras petani, jelaslah kalau petani akan rugi.

kebijakan ini seharusnya tidak menjadi senjata pemerintah yang selalu terus digunakan setiap tahunnya. seharusnya pemerintah lebih melihat dampak dari permasalahan ini, yaitu dengan mensejahterakan petani. tidak ada salahnya jika pemerintah meningkatkan kemampuannya untuk menyerap beras lokal petani, agar mampu terbeli dengan harga pantas. selain itu pemerintah juga perlu memikirkan untuk memenuhi kebutuhan petani akan bibit yang baik, pupuk yang terjangkau, dan sistem pertanian yang makin menigkat teknologinya. dan untuk menghindari kecanduan mengimpor beras ini, perlu pula dari pemerintah menjamin ketahanan pangan dengan menerapkan diversifikasi pangan secara menyeluruh.

dibalik kesimpang-siuran data yang ada seputar impor beras ini, banyak pihak yang seharusnya mulai dibenahi bahkan dicurigai. peran bulog yang seharusnya membantu petani, kini dinilai malah menjadi bagian dari mafia perberasan. termasuk juga peran menperindag, sebagai pemegang kebijakan impor.
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Thursday, July 06, 2006

Moment Persatuan

SPF KK PT DI,Kemarin mengadakan aksi turun kejalan, di depan gedung sate. aksi ini secara simbolis melepas perwakilan mereka untuk kemudian melakukan long march sampai istana presiden. mereka menuntun atas tindakan dihilangkannya uang pensiun yang seharusnya menjadi hak mereka. jelas saja kalau kemudian para pekerja yang tergabung dalam serikat pekerja PT.DI ini marah dan protes. massa yang turun pun tidak sedikit, karena sempat memacetkan lalu lintas yang ada di sekitar gedung sate pula. dan ini menunjukkan konsistensi perjuangan mereka, bahwa setiap orang yang tergabung tak pernah kenal henti untuk menuntut dipenuhinya hak-hak mereka.

tapi ada hal yang sangat menarik yang perlu kita cermati. pada aksi kemarin, SPF KK PT.DI ternyata tidak hanya mengundang orang-orang yang tergabung dalam serikat pekerja mereka saja. tapi juga mengundang hampir seluruh elemen masyarakat yang ada di badung, ada yang kanan, yang kiri, yang atas sampai yang bawah. seperti Cempor, koalisi pendidikan, BEM-BR, FMN, SP Damri, SP PT.KAI, HTI, dan elemen lainnya yang saya juga tidak hapal namanya. mereka semua hadir jelas untuk mendukung perjuangan yang dilakukan serikat pekerja PT.DI itu.

jika ditarik benang merahnya, maka secara global setiap elemen ternyata punya tuntutan yang sama, yaitu kekecewaan terhadap pemerintahan saat ini. dan ini adalah moment yang sangat baik, terutama dengan bersatunya seluruh elemen dan melalukan aksi gabungan seperti ini. walaupun focus masing-masing gerakan berbeda, tapi memang tidak bisa dipungkiri harus ada yang menyatukan kita. SPF KK PT.DI telah membuktikan pada kita, bahwa rakyat saat ini memang harus bersatu dalam menyampaikan tuntutannya. tidak lagi terkotak-kotak dengan egonya sendiri-sendiri. tapi lebih dari itu, kesejahteraan masyarakat dan penindasan yang dilakukan pemerintah, merupakan tujuan bersama kita.

bisa jadi seriakt pekerja PT.DI, yang telah 3 tahun turun kejalan tanpa henti, akan menjadi icon bersatunya seluruh pergerakan di Indonesia ini.
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Monday, June 26, 2006

Tragedi Ujian Nasional

Beberapa hari yang lalu, pengumuman hasil Ujian Nasional untuk murid SMU se-indonesia terjadi. ada banyak pelajar yang berhasil melewatinya, tapi tidak sedikit pula yang gagal alias tidak lulus UN. dan itu tandanya mereka dinyatakan tidak lulus SMU. sangat memilukan.

imbasnya juga sangat besar. banyak siswa-siswa yang kecewa, bahkan sampai melampiaskannya dengan mencoba untuk bunuh diri. ato ada juga yang sampai berani untuk membakar sekolahnya. jelas, mereka kecewa, karena proses pendidikan yang dilakukan selama 3 tahun lebih, harus kandas sia-sia, hanya karena 3 mata pelajaran saja.

tapi dibalik itu banyak juga yang bersuka cita, karena memang berhasil lulus UN(alias lulus SMU). mereka yang lulus pun melampiaskan kesenangannya dalam bentuk yang bermaca-macam. biasanya coret-coret baju, konvoi dijalan-jalan, sampai-sampai ada juga yang justru melakukan pelecehan seksual kepada lawan jenisnya. mungkin memang seperti itulah pencitraan terhadap kesenangan mereka, tapi normalkah?

seperti ada yang aneh memang, karena terlihat adanya pergeseran nilai-nilai dasar manusia(moral) yang seharusnya dimiliki pelajar tingkat dasar seperti mereka. banyak lulusan sekolah yang justru tidak mencerminkan budaya pelajar sebenarnya. dan mereka berhasil lulus, dan kemudian lanjut ke Perguruan tinggi. padahal mereka nantinya lah yang akan menjadi penerus bangsa ini. lalu mau jadi apa bangsa ini dengan orang-orang seperti itu.

disinilah sistem pendidikan yang seharusnya berperan penting. terkesan orientasi pendidikan yang diterapkan pemerintah hanyalah untuk memenuhi kriteria kelulusan saja. apa sampai disini saja yang dinamakan pendidikan dasar negeri ini. katanya Mendiknas, ini lah sistem pendidikan berbasis kompetensi.
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Friday, June 09, 2006

Aksi adili Soeharto

Aksi menuntut soeharto diadili, bukan sekedar aksi biasa. Karena sebenarnya telah banyak persepsi yang saling berbenturan mengenai hal ini. Ditambah lagi sentimen negatif beberapa masyarakat mengenai prosesi aksi/demo. Propaganda yang berkembang selalu menganggap soeharto dari sisi baiknya saja, dia pernah jadi presiden, banyak yang telah dilakukannya untuk bangsa ini, kita banyak mengecap kemakmuran pada zamannya, dia sudah tua, dia sering sakit-sakitan, kasiiaan khan?

Tapi lebih dari itu sampai ada yang menyatakan maafkan saja dosa dan kesalahan beliau, toh jasanya untuk kita sudah banyak, dan memang sebentar lagi mungkin beliau akan berpulang. Lalu, saya makin bingung, apanya yang harus dimaafkan, sedang kita tidak tahu sampai saat ini apa status hukum soeharto, bersalah atau tidak? Kalau sudah terbukti bersalah, dan kita mengampuninya, itu wajar. Tapi untuk saat ini, kita bahkan tidak tau apa status beliau, lalu buat apa dimaafkan, apanya yang dimaafkan.

Akhirnya hari itu tanggal 8 juni 2006, tepat dengan hari lahirnya soeharto, mahasiswa turun ke jalan(bandung). Sampai di KeJati Bandung, kita menuntut agar soeharto tetap diadili. Walaupun sebenarnya tuntutan tersebut salah tempat (karena kasus soeharto ada di jakarta). Tapi paling tidak kita bisa sounding lewat media. Pokoknya SKP3 harus dicabut kembali, kalau memang Jaksa Agung tidak berani mengadili soeharto(dengan dalih SPK3), mending mundur aja pak, pasti akan ada yang bisa ganti bapak dan kemudian mengadili soeharto.
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Thursday, June 01, 2006

Opini untuk Pak Harto

Bulan mei lalu adalah bulan diperingatinya reformasi bagi bangsa ini. Tapi anehnya pak harto hampir selalu masuk rumah sakit pada bulan ini. Padahal reformasi lahir sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan beliau yang lamanya 32 tahunan.

Bahkan salah satu agenda reformasi pun adalah adili soeharto dan kroninya. Itu artinya tetap masih belum berhasil reformasi yang dilakukan bangsa ini, jika untuk mengadili pak harto saja tidak bisa.

Mengadili pak harto, bukan sekedar pengadilan bagi pencuri biasa, atau pengadilan koruptor biasa. Pengadilan terhadap Soeharto lebih tepatnya sebagai simbol ditegakkannya supremasi hukum dinegara ini. Sebuah bentuk keberdayaan bangsa kita untuk memberantas korupsi tidak hanya diakar, tapi juga di pucuknya. Karena sampai saat ini terkesan pemerintah hanya mampu membabat koruptor kelas teri saja. Dan yang kakap makin lihai melenggang dipentas politik bangsa ini. Itu hanya satu sudut permasalahan saja, yaitu kasus korupsi. selain itu masih banyak sudut pandang lainnya untuk pak harto, seperti masalah HAM, privatisasi asset Negara, dan lain sebagainya.

Sehingga jelas, bahwa kasus yang dialami pak harto tidak cukup jika hanya diselesaikan secara politis, dengan penuh pertimbangan kemanusiaan. Tapi kasus ini memang harus melalui tahapan hukum yang jelas. Sehingga akan berdampak positif bagi bangsa ini, dalam upaya memusnahkan korupsi secara menyeluruh.

Lah wong bosnya aja bisa diadili, masa kroco-kroconya nggak bisa.

atau…

saya memang koruptor, tapi tidak bersalah dong, kan cuma disuruh sama pak harto.

baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Tuesday, April 04, 2006

Indonesia & Australia

Berita seputar hubungan Indonesia-Australia, saat ini sangat hangat. Indonesia sebagai negara kesatuan yang berbentuk kepulauan (nusantara), terbentang dari sabang sampai merauke. Tentu saja dengan luasnya wilayah teritorial tersebut, akan menimbulkan pula banyak kelemahan. Seperti yang terjadi di propinsi papua saat ini, dimana kepercayaan rakyat papua terhadap pemerintah makin menipis. Para ‘pengibar’ bendera bintang kejora pun mulai gencar kembali menawarkan pemerintah untuk melepaskan bumi papua dari NKRI.
Tapi kondisi ini justru gayung bersambut dengan sikap Australia yang membuka tangan bagi para pencari suaka dari papua ke australia. Sebenarnya apa maunya autralia ? ini pasti menjadi pertanyaan mendasar. Memang ada aturan internasional yang diterapkan bagi para pencari suaka ke suatu negara. Namun kondisinya justru cukup panas saat ini. Karena ada bumbu tambahannya, baik itu kartun SBY atau larangan berpergian.
Pemerintah harus mengambil tindakan yang tegas, sebelum negara lain terlalu jauh ikut campur dalam permasalahan dalam negeri kita. Jangan sampai kenangan manis bersama timor leste akan terulang lagi bagi bumi papua. Kalau sudah seperti itu maka yang lainnya akan lepas juga. Lalu kalau sudah begitu siapa yang dipuaskan ?
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Sunday, February 26, 2006

Tolak RUU Pornografi Sekarang !!!

Memang aneh dirasa ketika beberapa waktu lalu ada LSM wanita yang menolak keberadaan RUU Pornografi. mereka meolak RUU tersebut, padahal itu dibuat salah satunya untuk mereka juga. sehingga banyak orang awam menilai LSM tersebut justru mendukung pornografi. ditambah lagi proses pengkajian RUU dikalangan DPR yang berjalan sangat lama. sehingga dalam opini masyarakat pun saat ini banyak terjadi penyimpangan persepsi tentang RUU yang kontrofersial ini.

apa yang sebenarnya terjadi !!!. dua hari lalu ada dialog di indosiar, Halo Polisi, yang kebetulan membahas tentang RUU ini. ada anggota DPR, polisi, dan pengamat. inti dari dialog itu, bahwa masih ada sesuatu yang kurang dari RUU yang telah mengalami 3 kali revisi tersebut, terutama dalam hal hukum. dari pengamat(saya lupa namanya) lebih menekankan, seharusnya RUU itu menjerat kasus Pornografi yang dikomersilkan. dan memang itulah yang saat ini terjadi. orang mengeksploitasi perempuan atau pria, hanya untuk urusan komersil atau untuk meraup keuntungan lainnya. contohnya koran porno, vcd porno, majalah porno, gambar porno, dan porno-porno yang lainnya. jelas itu semua untuk tujuan komersil, dan akan memudahkan polisi nantinya dalam menjerat pelaku pornografi. maka jelas jika seseorang telanjang dihadapan suami/istri sendiri bukanlah suatu ke-porno-an. karena tidak ada unsur komersil, kecuali untuk menyenangkan pasangan(yang sah). tapi masalahnya RUU yang sekarang disusun masih bias tentang maslah tersebut.

lain lagi dari segi pemaparan bahasa. RUU pornografi saat ini akan banyak melahirkan ambigu dalam pengaplikasiannya. sehingga terkesan DPR tidak mampu menyusun RUU atau mungkin memang sengaja agar ada maksud lain. MAKA jika kita saat ini menyetujui RUU pornografi yang telah 3 kali direvisi ini, sama saja kita beli kucing dalam karung, dan RUU nantinya justru akan memunculkan masalah-masalah baru dalam hal ke-porno-an.

kita tunggu saja sampai berapa lama DPR mampu merumuskannya, dan seperti apa hasilnya, jangan pernah setuju dengan hal-hal yang tidak jelas keberadaannya.
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Saturday, February 04, 2006

Kemajuan Bangsa di bangun dari Kampus

Melihat kondisi masyarakat sekitar saat ini, pasti kita akan merasa sedih. begitu banyak pergeseran nilai-nilai kehidupan saat ini. banyak orang sudah tidak segan lagi untuk berurusan dengan yang namanya nyawa. begitu gampangnya menghilangkan nyawa seseorang, hanya karena salah ngomong. begitu mudahnya seorang wanita kehilangan harga dirinya, hanya karena nafsu bejat guru ngajinya sendiri. belum lagi kelakuan anak kecil yang masih 'ingusan' yang menyodomi teman mainnya sendiri, hanya karena menonton film biru. itu masih kebobrokan yang timbul pada lapisan masyarakat umum. ada pula lapisan masyarakat yang punya pendidikan dan jabatan tinggi, tapi tetap saja kelakuannya bejat. kalau tidak percaya coba hitung berapa banyak koruptor dibangsa ini [baanyak men... !!]. mulai dari mafia di peradilan, kepolisian, perpajakan, kejaksaan, samapai departemen agama. Parah...
dunia kampus untungnya masih belum -begitu- tercemar dengan budaya seperti itu. tapi ini memang realita, kita harus mampu merubahnya. paling tidak dari diri sendiri. tumbuhkanlah kembali budaya kampus yang ilmiah, beradab, bermoral dan intelek. bukan hanya untuk gengsi-gengsian, seksi-seksian, keren-kerenan, atau aoalah itu namanya... jangan sampai kampus justru jadi gudangnya prostitusi (dengan ayam kampusnya), jadi preman kacangan(dengan anarkinya), jadi pusat hedonisme(dengan hura-huranya). tapi jadilah kampus yang memang mampu menjadi pusat perbaikan bangsa.
sehingga wajar bila kampuslah salah satu yang akan memberikan andil bagi kemajuan bangsa ini. kita mahasiswa adalah orang yang nantinya akan terjun kemasyarakat. bisa jadi kita akan menmpati posisi penting pada pemerintahan, atau tempat lainnya. disaat seperi itu mahasiswa harus membuktikan dirinya untuk membawa perubahan pada lingkungan sekitar. buat lingkungan terdekat kita kembali memahami nilai-nilai kehidupan ini. jangan biarkan mereka ikut terjerumus dalam kondisi yang makin meng-gila ini.
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


 

Followers

Social Share

[ttm]. topan tambunan menulis Copyright © 2009 Gadget Blog is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal