Akhir-akhir ini kondisi perpolitikan di Negara kita semakin hot!! Pastinya karena jelang pemilihan presiden 2009 ini. Ada yang merasa Pro Rakyat, ada juga yang maunya Lanjutkan!!, tapi ada juga yang merasa Lebih Cepat Lebih Baik. Bagi saya itu semua hanyalah bahasa-bahasa politik, atau lebih cocoknya marketing politik. Terserah masyarakat, mau termakan rayuan yang mana.
Bahkan lebih dasyatnya lagi, mulai beredarlah berbagai isu dan berita yang menyerang masing-masing pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden. Mulai dari isu yang intelek sampai isu yang sangat tidak jelas dan tidak penting. Mulai dari masalah ekonomi sampai masalah suku dan agama. Semuanya pasti kena dengan black campaign. Bahkan beberapa media sudah dengan terang-terangan menunjukkan dukungannya kepada calon tertentu, dengan menunjukkan sanjungan dan serangannya. Kita sebut saja beberapa merek, seperti MetroTV, Media Indonesia, Tempo, Eramuslim, Republika, GlobalTV, dan masih banyak yang lainnya. Termasuk juga beberapa lembaga survey. Saya rasa itu sah-sah saja, karena memang media akan sangat tergantung dengan dana dan siapa yang ada dibelakang mereka. Saya bingung untuk menunjukkan buktinya, wah… jangan-jangan tulisan saya ini bisa dituntut dipengadilan, karena pencemaran nama baik!! Padahal kalo menurut saya, ada baiknya setiap media atau lembaga survey atao apapun itu, bisa memberikan informasi yang berimbang dan mencerdaskan masyarakat. Biarlah masyarakat yang memilih, tidak usah isunya diarah-arahkan. Memang saya sempat agak heran, kok tidak ada pihak-pihak yang mempermasalahkan ketidaknetralan ini ya? Saya ambil contoh, ada sebuah siaran TV yang membahas tentang keburukan Neoliberalisme, dan fokusnya hanya membahas penerapannya di Negara liberal dan pada pemerintahan saat ini. Padahal Neoliberalisme juga sudah berjalan sejak pak Harto akan lengser, iya kan? ada lagi yang mengupas habis-habisan tentang buruknya dampak dari bisnis keluarga yang diterapkan beberapa penguasa. Atau yang lebih menggelikan, ada lagi acara TV sekitar jam 11an malam, dikemas dengan humor, dan menghadirkan seorang narasumber (pengamat politik sepertinya), dia bilang solusi Negara kita ada 3, salah satunya adalah calon presiden yang memiliki program kemandirian bangsa!!, pasti semua tahu siap capres ini? Ada lagi adegan laporan kampanye capres, tapi yang ditampilkan adegan si-ibu capres yang sedang pidato sambil marah, kasian ibu itu, terlihat sangar, dan saya pun jadi tidak simpatik. Apakah ini karena kelihaian dalam mengemas berita, sehingga muncul nuansa tidak simpatik dari penontonnya?
Ada lagi kelucuan dari lembaga survey. Ternyata banyak lembaga survey yang me-release hasil survey yang berbeda-beda. Baik lembaga yang katanya independent, maupun hasil survey diinternal parpol itu sendiri. Parahnya lagi kadang hasilnya menjadi bahan iklan, atau headline di media-media. Wah, ini pemaksaan atau pembodohan ya? Jadi ingat buku yang pernah saya baca, Berbohong dengan Statistik
Sejujurnya saya bukanlah jurnalis apalagi politikus, dan sangat tidak mengerti tentang seluk beluk dunia jurnalis, marketing politik dan sejenisnya. Tapi secara intuisi masyarakat awam, saya merasakan adanya keanehan. Saya tidak menyoal masalah metode kampanye tiap pasangan calon, atau menyoal ketidaknetralan berbagai pihak tadi. Saya hanya khawatir dengan perbincangan beberapa teman dan masyarakat, yang mulai muak dengan kondisi seperti ini. Setiap orang berebut jadi Capres, tapi dengan cara-cara yang aneh dan tidak mencerdaskan. Lebih anehnya lagi, pas ketiganya bertemu, kok malah saling dukung dan serasa akur? Waduh dibelakang saling sindir, pas ketemu kok malah pada kalem. Kalau masyarakat muak dengan dagelan ini, ujung-ujung nya bisa banyak yang golput.
Kalau golput saat Pileg, mungkin saya bisa maklum, karena beberapa teman saya sudah tidak percaya dengan parpol-parpol dan caleg-caleg yang mereka anggap hanya omong kosong. Tapi kalo harus Golput di Pilpres, adalah satu hal yang mengkhawatirkan bro!
Saran saya, jangan Golput. Karena kebijakan secara langsung ada ditangan presiden. Akan lebih mengena secara langsung, jika disbanding legislative. Terserah anda mau pilih siapa, tapi tolong! Jangan golput. Dan bagi para capres beserta tim kampanye nya, tolong kampanyekan dirimu secara cerdas. Agar masyarakat mudah menilai program-program kalian. Jangan bisanya cuman bikin slogan dan menjelek-jelekkan satu sama lain. Kalau hanya slogan sih gampang, Pro Rakyat!, Lanjutkan!, atau Lebih Cepat Lebih Baik!, tapi bagaimana bentuk kongkritnya? Kenapa tidak bisa tergambarkan saat debat Capres? Kalau itikad untuk mencerdaskan masyarakat akan politk tidak dimulai dari para Capres dan tim kampanye nya, maka jangan salahkan masyarakat, jika nantinya akan makin banyak teman-teman saya yang Golput.
Teman, saya tahu kalian muak, tapi please… jangan golput!!
OMG! it's a great article, Share Oh!
0 komentar:
Post a Comment