Management Perguruan Tinggi yang berorientasi pada konsumen

Perlu adanya peningkatan sistem manjemen perguruan tinggi saat ini. Banyak perguruan tinggi dalam negeri yang ada, tidak mampu mengurangi angka pengangguran. Malahan semakin banyak lulusan perguruan tinggi yang jadi pengangguran. Lulusan tersebut kurang memenuhi prasyarat yang diingkan oleh dunia industri atau masyarakat. Sehingga terkesan proses pendidikan yang dialami hanyalah sia-sia belaka. Peningkatan ilmu yang dimiliki ternyata tidak mampu menjawab tantangan yang ada. Lebih parahnya lagi, justru lulusan dari luar negeri yang saat ini mulai ekspansi. Banyak diantara mereka yang menempati pos-pos dunia kerja di tanah air.

Sudah saatnya kini manajemen perguruan tinggi melihat peningkatan kualitas yang berorientasi pada konsumen. Pada perguruan tinggi terdapat dua jenis konsumen yang mempengaruhi. Pertama adalah mahasiswa(pengguna pendidikan) dan dunia industri(pengguna lulusan). Mahasiswa sangat berhak untuk memberikan masukan yang menjadi landasan untuk peningkatan pelayanan pendidikan. Karena hal itu berpengaruh pada proses kerja dari sistem pendidikan itu sendiri. Dengan adanya kepuasan dari mahasiswa, maka akan muncul rasa bangga dan suasana pendidikan yang makin kondusif. Sedangkan bagi dunia industri, perkembangannya pun harus mampu diikuti oleh lembaga pendidikan. Kurikulum yang dirancang pada perguruan tinggi harus memiliki nilai agilitas terhadap dunia industri. Sehingga lulusan yang dihasilkan memang benar-benar sesuai kebutuhan. Mampu menyelesaikan masalah yang ada, dan memiliki kompetensi yang tinggi dibanding lulusan lainnya. Peningkatan seperti ini akan mampu menghasilkan lulusan berkualitas. Dengan begitu perguruan tinggi di Indonesia perlu dengan segera meninggalkan cara lama dalam menejemennya, menuju sistem manajemen yang berorientasi pada konsumen.[top]
OMG! it's a great article, Share Oh!