Saya membaca sejarah perjalanan AIDS didunia yang terangkum dalam situs : http://www1.rad.net.id/aids/Sejarah/Sejarah.htm. Disana banyak menceritakan bagaimana HIV/AIDS dapat berkembang sampai dengan saat ini. Dalam sejarah tersebut HIV ada pertama kali dalam tubuh simpanse, dan menjangkit pada salah seorang warga afrika (bagaimana perpindahannya belum diketahui). Seiring perjalanan waktu HIV banyak berkembang melalui hubungan para homoseks, penggunaan jarum suntik, transfusi darah, sampai yang paling baru saat ini adalah hubungan heteroseks. Berbagai upaya telah dilakukan banyak negara untuk mengurangi dampak penyakit ini. Tentunya dengan melakukan kampanye besar-besaran tentang bagaimana mencegah HIV/AIDS, karena belum ada obatnya.
Saya kemudian teringat (padahal belum lahir...hee..) perkataan Menteri Kesehatan RI (1985), Dr. Soewandjono Soerjaningrat, ketika menjawab pertanyaan wartawan, "Kalau kita taqwa pada Tuhan, kita tidak perlu khawatir terjangkit penyakit AIDS."
Berbeda dengan realita saat ini, kampanye anti HIV/AIDS justru jauh dari yang dikatakan pak menteri. Hari AIDS setiap tahunnya (tanggal 1 desember) selalu diikuti dengan ‘parade para waria dan psk’ dipinggir jalan. Atau bagi-bagi kondom gratis, sebagai bentuk pencegahan.
Padahal kalau kita cermati sejarah perjalanannya, penyakit ini lebih pada penyakit moral. Yang penularannya disebabkan perilaku manusia yang menyimpang, dari norma-norma kehidupan. Hubungan intim dengan sesame jenis, penggunaan jarum suntik narkoba, melakukan hubungan intim sesuka hati dengan siapa saja, dan bentuk penyimpangan lainnya. Logika berfikir yang saya gunakan, jika kita ingin terhindar dari penyakit ini maka, jangan melakukan hubungan intim diluar nikah, apalagi dengan banyak pasangan, atau sampai dengan sesame jenis, jangan menggunakan narkoba (baik suntik ataupun tidak).
Berbeda dengan yang saat ini sedang marak, saya makin tidak mengerti kenapa HIV/AIDS selalu diidentikkan dengan menggunakan kondom. Atau mungkin memang mau mengajarkan kita untuk “ayo make kondom”. Para tukang ‘kampanye’ itu selalu beralasan untuk mencegah, walaupun dampaknya malah bikin orang penasaran untuk mencoba.
Kalau saya boleh kampanye di hari AIDS ini, saya ingin mengatakan :
1. tinggalkan kebiasaan seks bebas
2. tinggalkan kebiasaan melakukan homoseks
3. jauhi narkoba
4. jangan kucilkan penderita HIV/AIDS, atau Odha
SELAMAT HARI AIDS SEDUNIA,
ATAU
HARI KONDOM SEDUNIA !!
OMG! it's a great article, Share Oh!
0 komentar:
Post a Comment