Saturday, November 18, 2006

Aksi dan Artis Jalanan

Melihat kondisi pergerakan mahasiswa saat ini, maka kita akan melihat satu 'trend' yang menarik. aksi yang digalang oleh kelompok-kelompok mahasiswa cenderung berlomba-lomba untuk mencuri hati media. tentunnya dengan berbagai macam kreatifitas dan bentuk aksi yang berbeda pula. sedangkan media sebagai sarana penyambung informasi pun tidak kalah ketatnya dalam memilih berita yang memang menjual bagi mereka (selain harus sesuai dengan kepentingan media itu sendiri). buntutnya aksi diadakan terkadang tanpa mengutamakan tuntutan, hanya bersifat informatif, itu sudah bisa dianggap cukup.



parahnya kondisi 'masuk' media seperti sebuah rutinitas yang harus dijalani, jika kita selesai melakukan aksi. kita akan lihat aspek manfaat atau positif dari kondisi ini. memang tujuan dari aksi/demonstrasi yang dilakukan salah satunya adalah untuk menyampaikan informasi kepada publik terhadap permasalahan yang ada. bisa sebagai bentuk pendidikan kepada publik, pencitraan masyarakat terhadap suatu masalah ataupun mendapatkan dukungan publik. tidak ada salahnya untuk hal-hal tersebut, karena memang penyelesaian sebuah isu kadang memerlukan hal itu. sehingga peran media dirasa penting untuk memuluskan salah satu tujuan tersebut.

disisi lain, ada juga yang masih menganggap aksi sebagai ajang menunjukkan diri, alias 'sok aksi'. kalau kita bahas ini, maka ini adalah masalah eksistensi kelompok atau perorangan. kalau sudah begini, hal yang paling diutamakan adalah bagaimana cara kita bisa 'muncul' dimedia. masalah pemberitaan, sebenarnya tidak perlu adanya analisa yang tajam. untuk beberapa kasus kita mungkin bisa menganggap ini satu hal yang wajar. tapi kalau keseringan, maka yang muncul justru 'artis-artis' aksi, atau lebih mirip seperti artis orgen tunggal dikondangan.

media memang sangat efektif untuk membangun opini publik terhadap suatu permasalahn, baik ditingkat lokal daerah maupun skala nasional. sehingga berita atau informasi yang masuk, akan lebih cepat diterima masyarakat, walaupun itu sebuah kesalahan. apalagi jika pemberitaan mampu dikemas dengan menarik. makanya kita bisa melihat banyak kreatifitas yang dilakukan para demonstran untuk membuat aksi mereka makin menarik, terkesan dramatis, heroik, berani, lucu atau apalah bentuknya. mulai dari lempar telur busuk, teatrikal, konvoi, bakar ban, atau sekedar koar-koar dijalan. bahkan tidak segan-segan untuk berbuat anarkis, karena makin anarkis pasti akan makin menarik beritanya (apalagi kalau sampai ada korban). memang untuk mencapai tujuan (dari aspirasi/tuntutan yang disampaikan) butuh pengorbanan, tapi sayang khan kalau hanya sekedar jadi artis jalanan. bisa mati konyol kita.

tuntutan yang dilakukan, aspirasi yang disampaikan, harus juga dibarengi dengan kreatifitas menyampaikan informasi. agar aksi tidak terkesan monoton dan masyarakat pun mudah mencerna apa maksud dari aksi kita. namun harus tetap menahan diri, jangan berlebihan. karena hal ini dapat membuat isu/tuntutan yang kita bawa menjadi tidak jelas. bahkan bisa saja makin memperkeruh suasana, kecuali kalau itu yang memang kita inginkan. so, sampaikanlah aspirasi atau tuntutan kita dengan sehat, sehat buat kita sehat juga buat yang dengar, masalah masuk media atau tidak jangan selalu dijadikan hal yang utama.


OMG! it's a great article, Share Oh!


2 komentar:

Anonymous said...

betul..! gw setuju...
Demo boleh,,asal jangan anarkis!!!

Unknown on Sunday, 24 December, 2006 said...

tapi kadang kita juga butuh anarkis juga..tuuh...

apalagi kalo yang didemo emang tetep ngenyel..
hee.....(ini serius lho)

 

Followers

Social Share

[ttm]. topan tambunan menulis Copyright © 2009 Gadget Blog is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal