Monday, April 09, 2007

Arial vs Trebuchet vs Verdana

sebenarnya Arial termasuk salah satu font favorit saya. bentuknya elegan dan simple, tidak terlalu banyak lekukan seperti times new roman. selain itu untuk membacanya pun bisa lebih enak, karena tidak begitu kaku.

tapi masalah kini terjadi, dan ini sering terjadi, karena bentuk Arial itu sendiri.
saya akan berikan contoh kalimat yang bisa jadi bermasalah :

Illeran itu menyakitkan teman,
kalau kamu illeran sebaiknya sering bawa sapu tangan

nah bingung kan, kalo kita tidak familiar dengan kata illeran (ngiler), pasti makin binun.
bisa kebayang kalo ternyata kita harus menuliskan nama orang yang diawali dengan huruf I (i) dan diikuti huruf l (el).

tapi tenang, saya punya beberapa alternatif untuk itu, salah satunya adalah huruf favorit saya lainnya, yang lebih cool, dia adalah verdana. menurut saya ini lebih lugas dari Arial.

Illeran itu menyakitkan teman,
kalau kamu illeran sebaiknya sering bawa sapu tangan

sekarang kita sudah bisa membedakan dengan jelas, mana yang illeran dan mana yang tidak.
satu font lagi yang saya search dan ternyata bagus, Trebuchet, font ini bentuknya lebih unik lagi, tapi masih mirip dengan verdana. kita lihat bersama :

Illeran itu menyakitkan teman,
kalau kamu illeran sebaiknya sering bawa sapu tangan


nah, kalau anda suka yang mana ?
semoga anda bisa membedakan yang illeran atau tidak

*) kalau mau nyari banyak lagi jenis huruf baru dan aneh, coba kunjungi :
http://www.dafont.com/
http://www.fonts.com/
http://www.fontparadise.com/
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Saturday, April 07, 2007

Demokrasi Kepentingan



Proses demokrasi di Indonesia sepertinya masih jauh dari kamapanan. Demokrasi yang diyakini mampu membawa ruang lebih bagi kemakmuran rakyatnya justru malah menjerat kehidupan rakyat itu sendiri. Tata pemerintahan yang ada memang sudah menjadi hewan peliharaan para penguasa. Mereka bisa dengan bebasnya melakukan manuver-manuver politik, yang hanya menguntungkan diri sendiri dan malah merugikan masyarakat. Keberadaan politikus benar-benar telah mempolitisasi seluruh aspek kepentingan publik untuk kemajuan kendaraan politiknya saja. Padahal berbagai perangkat demokrasi yang ada seharusnya bisa berkolaborasi untuk kemajuan bangsa. Minimal konsisten untuk tetap berperan sebagai pemerintah, legislatif atau penegak hukum.

Dampak negatif dan nyata mulai timbul, salah satunya adalah melemahnya kepercayaan publik terhadap pemerintah. Dan itu bisa berarti melemah pula stabilitas negara kesatuan ini. Karena pada dasarnya negara ini dibangun atas dasar demokrasi, yang seharusnya mampu dimanfaatkan untuk kemajuan rakyat. Bangsa kita terlalu banyak menyimpan stok politikus-politikus, apalagi politikus yang busuk. Kerja mereka sehari-harinya hanya untuk berbicara masalah kenaikan gaji, laptop, uang transport, kepentingan partai, pertarungan antar lawan politik, saling tuding kesalahan, membuat partai baru, atau apalah itu namanya. Lalu apa gunanya bagi rakyat? Kita seakan hanya bisa duduk manis dan menyaksikan segala macam dinamisasi demokrasi bangsa ini, tanpa pernah tahu kapan bangsa ini bisa menjadi baik. Kapan tetangga kita yang miskin bisa makan enak, kapan harga beras menjadi murah, kapan BBM bisa turun, kapan pendidikan bisa gratis, kapan kesehatan kita bisa terjamin. Hal-hal itulah yang akan terbayangkan dibenak masyarakat, karena tidak mungkin masyarakat memikirkan penyelesaian masalah ataupun masalah politik, itu adalah tugas pemimpin bangsa ini. Janji tidak hanya dilontarkan saat berkampanye, bahkan sekarang pun masih sering janji-janji itu disuarakan. Mungkin untuk mengangkat image para politisi dan petinggi negeri ini.

Demokrasi seharusnya bisa menjadi sarana bagi kita untuk mengatur kehidupan bangsa ini. Bukan malah menghancurkan bangsa ini. Kita butuh lebih banyak negarawan yang mampu berbuat untuk kepentingan negaranya. Bukan politikus yang berfikir untuk kepentingan politiknya. Secara nyata bisa kita lihat dari berapa banyak elemen pemerintah yang mau berjuang dan berkorban demi rakyat? Apakah seperti yang terjadi di Bulog saat ini ? Peran maksimal dari pemerintah pun sebenarnya bisa membuat bangsa ini menjadi lebih mandiri, serta terlepas dari intervensi pihak asing. Pemerintah yang ada tidak semestinya hanya berkutat pada permasalahan pengusaha (kapital) tanpa menghitung apa manfaatnya untuk masyarakat. Legislatif yang bertindak sebagai corong dari masyarakat, hanya menjadi kandang bagi kepentingan politik parpol, lalu mau dibawa kemana kepentingan rakyat ? Suara-suara yang dilontarkan bukan suara kebenaran tapi malah kepentingan. Bangsa ini harus menyadari bahwa perlu ada perbaikan menyeluruh terhadap pola pikir dan sistem kerja manusia dewan. Sehingga mereka akan lebih mengutamakan perut rakyat dari pada uang pulsa, atau bahkan laptop. Namun yang lebih ironis lagi ada tidak adanya kekuatan hukum yang bisa bekerja powerfull. Yang mampu menyikat habis segala karat-karat demokrasi yang disebabkan penjahat politik. Penegak hukum kini bisa dengan enaknya berkoar tentang kebenaran, walaupun itu hanya berlaku pada maling-maling ayam. Untuk maling triliunan, nanti dulu, ada berbagai macam proses hukum yang harus dilalui tentunya dengan prinsip praduga tidak bersalah. Hukum dapat dibeli, apalagi penegak hukumnya, pasti dapat dikebiri. Bahkan aturan perundangan pun bisa dibuat sesuai kehendak penguasa atau pengusaha.

Kalau sudah seperti ini akan sangat sulit jika kita berbicara siapa yang pantas memimpin negeri ini. Karena siapa pun yang jadi pemimpin pasti keadaannya akan berulang, mulai dari Soekarno sampai Susilo. Mereka bukanlah orang-orang yang bodoh dan tidak berpendidikan, sehingga tidak mampu mengatasi masalah ekonomi, sosial politik, kesejahteraan dan keamanan negara. Justru orang-orang disekeliling mereka adalah para ahli nomor wahid di negeri ini. Tapi ini masalah niat baik dan moralitas, niat mereka tidak untuk membangun bangsa, tapi untuk membangun kepentingan politiknya. Sampai kapan pun demokrasi seperti ini hanya akan menjadi sistem sampah, yang dikelola oleh orang-orang sampah dan hanya menghasilkan sampah bagi rakyat.

Perlu adanya kesadaran untuk mengembalikan hakikat sebenarnya dari demokrasi ini, yaitu kembali pada rakyat. Dengan berbagai modifikasi yang dilakukan tanpa mengurangi tujuan mendasar untuk kesejahteraan rakyat. Mengembalikan peran dari masing-masing lembaga eksekutif., legislatif dan yudikatif pada rel yang benar. Lalu didukung oleh para pemimpin negeri yang senantiasa memikirkan kemajuan bersama bagi rakyatnya. Semakin hari rakyat sudah jauh dari harapan itu, dan bahkan kini tinggal mimpi. Mungkin sebentar lagi harapan itu tidak akan pernah ada karena telah terbang tertiup angin seiring dengan kehancuran negeri ini. Tapi kita harus tetap berharap dan berusaha agar tetap dalam berkat dan rahmat Allah yang Maha Kuasa dan keinginan yang luhur untuk memperbaikin kehidupan kita (seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945).
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Friday, April 06, 2007

IBU - Iwan Fals

IBU - Iwan Fals

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah

Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...
ibu...
ibu...

Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu

Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...
ibu...
ibu....

------
padahal saya sudah rencanakan untuk bisa pulang hari ini, bahkan saya sudah janji untuk segera kembali ke Jakarta. tapi apalah daya, ternyata masih banyak yang harus diselesaikan.
maaf kan saya ibu, tunggu saya minggu depan...
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Tuesday, April 03, 2007

Konsep dasar Men-Design

"Life Cycle Model" vs "Architectural Design"

Namanya juga rekayasa (engineering), pasti ada hubungannya dengan perancangan/design. dua istilah diatas sempat membuat saya pusing(mungkin sampai sekarang). ternyata kini sudah saatnya kita bicara tentang perancangan, dalam sistem protokol, ada dua konsep mendasar yang harus kita ingat :

Life Cycle Model,
Requirement Phase - Architectural Phase - Implementation Phase - Deployment Phase - Operational Phase. tiap phase tersebut punya milestone(capaian/batas/target/apalah).
kalau phase-nya ada 5, maka milestone-nya ada 4, ini dia :

Requirement, yang mendokumentasikan kemampuan, karakteristik dan kondisi yang harus dipenuhi service. serta menjelaskan apa saja yang diinginkan user dari service tersebut.
Architectural, menjelaskan pengorganisasian system/service,secara struktural, menyangkut composition, interface dan behavior. sehingga jelas arsitektur yang akan diimplementasikan.
Implementation, mengimpementasikan setiap element struktural yang ada, dalam hal ini implementasi dari service.
Deployment, dokumentasi dan aktualisasi dari system/service yang tersedia dan digunakan oleh user.
tidak jauh berbeda dengan Model Design pada umumnya.

Architectural Design,
ternyata ini masih bagian dari Life Cycle Model. begini arsitekturnya :



setiap phase tersebut dihubungkan oleh proses-proses; service design, protocol design, protocol implementation.

satu hal lagi yang harus kita korek lebih dalam lagi secara seksama dan bersama.(smile..). Yaitu pendekatan yang digunakan untuk men-Design, Top-Down Approach atau Bottom-Up Approach ?
saya juga belum sepenuhnya faham (dalam konteks rekayasa protokol).

semoga dapat membantu, dan ayo dong yang lainnya sharing ilmu..
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Distributed System (Protocol Engineering)

Distributed system dalam bahasa Indonesia artinya sistem yang terdistribusi. pengertiannya, sekumpulan komputer tunggal yang tersambung dengan jaringan komputer dan dilengkapi dengan sistem perangkat lunak yang terdistribusi, sehingga membentuk suatu fasilitas komputasi yang terintegrasi. cukup panjang, ini saya ambil langsung dari slide pengajaran rekayasa protokol.

tapi secara istilah kita pasti sudah tahu apa itu distributed system (DS). proses yang terkait dengan DS ini adalah :
proses yang konkurent/concurrently, contohnya saya makan sambil mandi pas pergi ke kampus, tiga kegiatan dilakukan dalam satu waktu. bisa jadi saling mempengaruhi.
interact, saling berhubungan untuk mencapai tujuan bersama.
saling tukar messages, melakukan kordinasi melalui komunikasi jaringan.

penerapan secara umum terjadi pada koneksi Internet atau Intranet. ada server,client,dll

Model service dari DS pun bermacam-macam. Beberapa yang populer adalah model client-server, proxy server, multiple server, atau yang lainnya.

contohnya dalam dunia Internet/Jaringan, kita sering menggunakan aplikasi yang berhubungan dengan DS. yang jelas ada 3 sudut pandang ketika kita bicara tentang aplikasi yang terdistribusi:
datanya terdistribusi,
prosesnya terdistribusi,
dan usernya juga terdistribusi.
jadi kalo masih menggunakan 1 komputer tapi yang gunainnya rame-rame, sama saja boong, itu belum DS.

Apa yang dibutuhkan untuk men-Design atau men-Develop Distributed System/Distributed Aplication? ada 2 pendekatan yang diutarakan oleh pak Bayu (dosen Rekayasa Protokol), dengan pendekatan :

  • Middleware-based, pada pendekatan ini DA yang berjalan akan dipecah menjadi modul-modul/objek untuk kemudian didistribusikan (pada middleware-layer) melalui network. middleware bisa dikatakan sebagai perantara(mediation), yaitu antara application-layer dan Operating system-layer. Middleware yang pertama berinteraksi dengan OS untuk kemudian mengakses Network. beberapa format dari Middleware : TP(Transaction Processing), RPC(Remote Procedure Call), MOM(Message-Oriented Middleware), Object-oriented Middleware(CORBA,Java/RMI,COM/DCOM).

  • Protocol-based, berbeda dengan middleware-based, tidak ada perantara(mediation) antara application dan OS. sehingga designer dapat secara bebas mendefinisikan protokol berdasarkan OSI atau TCP/IP atau lainnya. protokol akan langsung berinteraksi dengan OS untuk komunikasi data.
(bener nggak ya...)
slide pak fazmah berkata, "One of the [advantages| disadvantages] of protocol-based approach is we [can| have to] formally validate and verifydesign and implementation." (hii....lucu juga...).

baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


Sunday, April 01, 2007

Menata Diri kembali


Akhir-akhir ini memang sangat terasa sekali berbagai aktifitas yang dilalui. dan kenyataannya, tugas dan amanah saya di BEM STT Telkom sebentar lagi akan berakhir. saya harus kembali menfokuskan diri menjadi mahasiswa, mahasiswa yang bener. target untuk bisa lulus tahun ini sepertinya semakin menipis, tapi paling tidak akan tetap diusahakan. karena tidak ada istilah gagal bagi orang yang terus berusaha.

dimulai dari persiapan akhir kepengurusan, yang tentu saja akan sangat banyak berhubungan dengan hal-hal administrasi keorganisasian. selain itu saya secara pribadi juga harus memikirkan peran saya selanjutnya sebagai pemuda. harus ada langkah pergerakan yang saya usung setelah ini. khan nggak mungkin terus-terusan di BEM, atau nongol di kampus terus.

persiapan lain yang harus saya lakukan adalah mulai membiasakan kembali tinggal dikosan, karena selama ini terlalu sering tidur dikampus. mentang-mentang inet dikampus cepet, malah jadi lupa sama kosan. minimal sekarang kosan saya mulai bersih dan lebih terurus.

selanjutnya mulai rajin kuliah, jangan cabut. duduk depan komputer dan coding. karena mulai banyak yang saya tinggalkan dalam dunia coding. padahal itu penting lho buat anak informatik. kalo dulu banyak baca buku-buku aneh. maka sekarang harus mulai lagi terbiasa dengan bacaan-bacaan informatik, algoritma, jaringan, dan keluarga lainnya.

yang terakhir dan terpenting, mulailah menata hati ini. mau ngapain sekarang? pasca segala aktivitas. jangan malah jadi orang mandul yang mengalami disorientasi akut. menurut saya, apa pun kondisi dan posisi kita, kita harus tetap produktif, tentunya untuk hal-hal yang positif.
dengan mulai menata kembali kedekatan ibadah kita dan penguasaan ilmu kita.

untuk anda semua, sukses selalu..!!
baca selengkapnya...


OMG! it's a great article, Share Oh!


 

Followers

Social Share

[ttm]. topan tambunan menulis Copyright © 2009 Gadget Blog is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal